Hai All Reader....
Saya ingin berbagi cerita seram yang pernah saya alami. Kisah ini terjadi sekitar 3 tahun yang lalu sewaktu aku duduk si bangku kelas 3 SMA. Waktu itu aku diajak menginap di rumah temanku seusai les matematika. Sebut saja nama temanku (Eric). Dia mengajakku ke rumahnya karena orang tuanya sedang pergi ke rumah neneknya di Bandung, sementara ia tidak ikut karena ingin kebebasan di waktu libur. Aku berangkat di rumahnya ba'da maghrib (18.00) karena aku minta izin dulu kepada orang tua. Setelah tiba di rumahnya aku belum merasakan hal-hal yang ganjil, hanya saja rumahnya tergolong tua dan memang bangunan Belanda. Selayaknya seorang tamu, aku tidak langsung masuk ke kamarnya. Aku duduk di ruang tamu sebentar. Terpajang di dinding ruangan sebuah pistol kuno, pedang, dan aksesoris kuno lainnya termasuk satu set cawan (gelas+teko) zaman dulu terpajang juga. Singkatnya, aku diajak masuk ke kamar Eric dan malam harinya aku "kebelet" pipis, segera aku melewati ruang tengah, dapur dan WC. Setelahnya aku kembali ke ruang tengah. Tepat di atas gerbang menuju dapur aku melihat sebuah lukisan lelaki (prajurit) yang bagiku amat seram. karena ukurannya yang besar (kira2 setengah pintu) dan sorot matanya yg tajam seakan mengancamku untuk tidak berbuat lancang di rumah Eric. Anehnya aku malah terpana melihat lukisan itu seolah2 aku dibuainya, sedangkan Eric sedang asik dengerin musik kamarnya.
Aku masuk kamar Eric lalu bertanya tentang lukisan itu, katanya itu "Lukisan sudah ada dari dahulu. orang tua Eric adalah generasi ke 6 pemilik rumah, namun lukisan itu entah sejak dari generasi berapa", tuturnya ramah. Eric nampak sangat terbiasa, bagiku tidak.
Malamnya aku tidak bisa tidur, di otakku masih terbayang lukisan misterius tadi. sorot matanya menunjukkan kharisma bahwa orang di lukisan itu penuh wibawa tegas namun keji. jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi, kulihat Eric nampak nyenyak tidur namun mataku belum juga terpejam. aku bangun dan mengambil air minum di dapur lalu kunyalakan rokok. Anehnya aku malah memberanikan diri melihat lukisan aneh itu setelah kucoba melihatnya. "Astaga.." lukisan itu tidak ada!! Aku kaget bukan kepalang. Kuhisap dalam rokokku lalu kulihat di sekeliling ruang tengah namun tidak ada!! Mustahil jika Eric yang memindahkan. Aku semakin penasaran dan seolah dibawah sadar aku mencari dimana letak lukisan misterius itu. ke ruang tamu, kamar Eric, hingga kamar mandi. kembali lagi ke ruang tengah "Masya Allah.." lukisan itu ada di tempat semula, namun dengan posisi yang berbeda. Lukisan itu nampak agak condong ke depan. Aku terpaku menatapnya namun seolah dia menatapku keji. Mulutnya tiba2 bergerak seolah memarahi dan memang bukan seolah2, dia benar-benar memarahiku dengan perkataan yang kotor namun aku tidak dapat mendengar suara dari apa yang diucapkannya, yang ku yakin dia amat marah.
Segera aku berlari menuju kamar erik dengan nafas terengah-engah, langsung menutup sekujur tubuhku dengan selimut dan tidak berani membukanya apalagi melirik ke pintu kamar. Dalam hatiku membaca ayat-ayat yang kuhafal, sampai akhirnya aku tidur juga.
Keesokannya aku ceritakan semuanya kepada Eric, lalu dia terheran dan merasa tidak percaya padahal aku sudah setengah mati ketakutan. Lalu kutanyakan lagi tentang lukisan misterius itu, dan katanya dulu lukisan itu pernah dibuang bahkan dibakar oleh kakeknya, namun sehari kemudian lukisan itu datang lagi ke rumah dan bahkan berada di posisi yang sama. Dulu rumahnya pun pernah disatroni rampok, namun anehnya sang rampok malah mondar-mandir di ruang tengah, di tempat lukisan itu berada sampai pagi. Dan soal lukisan itu marah padaku, katanya mungkin aku tidak sopan merokok, bertelanjang dada dan menerawang seisi rumah tengah malam. Apalagi waktu aku ke WC kencingku tidak disiram… :D karena sumurnya kering.
Setelah kejadian itu aku semakin percaya bahwa keberadaan makhluk ghaib itu ADA.
Saya ingin berbagi cerita seram yang pernah saya alami. Kisah ini terjadi sekitar 3 tahun yang lalu sewaktu aku duduk si bangku kelas 3 SMA. Waktu itu aku diajak menginap di rumah temanku seusai les matematika. Sebut saja nama temanku (Eric). Dia mengajakku ke rumahnya karena orang tuanya sedang pergi ke rumah neneknya di Bandung, sementara ia tidak ikut karena ingin kebebasan di waktu libur. Aku berangkat di rumahnya ba'da maghrib (18.00) karena aku minta izin dulu kepada orang tua. Setelah tiba di rumahnya aku belum merasakan hal-hal yang ganjil, hanya saja rumahnya tergolong tua dan memang bangunan Belanda. Selayaknya seorang tamu, aku tidak langsung masuk ke kamarnya. Aku duduk di ruang tamu sebentar. Terpajang di dinding ruangan sebuah pistol kuno, pedang, dan aksesoris kuno lainnya termasuk satu set cawan (gelas+teko) zaman dulu terpajang juga. Singkatnya, aku diajak masuk ke kamar Eric dan malam harinya aku "kebelet" pipis, segera aku melewati ruang tengah, dapur dan WC. Setelahnya aku kembali ke ruang tengah. Tepat di atas gerbang menuju dapur aku melihat sebuah lukisan lelaki (prajurit) yang bagiku amat seram. karena ukurannya yang besar (kira2 setengah pintu) dan sorot matanya yg tajam seakan mengancamku untuk tidak berbuat lancang di rumah Eric. Anehnya aku malah terpana melihat lukisan itu seolah2 aku dibuainya, sedangkan Eric sedang asik dengerin musik kamarnya.
Aku masuk kamar Eric lalu bertanya tentang lukisan itu, katanya itu "Lukisan sudah ada dari dahulu. orang tua Eric adalah generasi ke 6 pemilik rumah, namun lukisan itu entah sejak dari generasi berapa", tuturnya ramah. Eric nampak sangat terbiasa, bagiku tidak.
Malamnya aku tidak bisa tidur, di otakku masih terbayang lukisan misterius tadi. sorot matanya menunjukkan kharisma bahwa orang di lukisan itu penuh wibawa tegas namun keji. jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi, kulihat Eric nampak nyenyak tidur namun mataku belum juga terpejam. aku bangun dan mengambil air minum di dapur lalu kunyalakan rokok. Anehnya aku malah memberanikan diri melihat lukisan aneh itu setelah kucoba melihatnya. "Astaga.." lukisan itu tidak ada!! Aku kaget bukan kepalang. Kuhisap dalam rokokku lalu kulihat di sekeliling ruang tengah namun tidak ada!! Mustahil jika Eric yang memindahkan. Aku semakin penasaran dan seolah dibawah sadar aku mencari dimana letak lukisan misterius itu. ke ruang tamu, kamar Eric, hingga kamar mandi. kembali lagi ke ruang tengah "Masya Allah.." lukisan itu ada di tempat semula, namun dengan posisi yang berbeda. Lukisan itu nampak agak condong ke depan. Aku terpaku menatapnya namun seolah dia menatapku keji. Mulutnya tiba2 bergerak seolah memarahi dan memang bukan seolah2, dia benar-benar memarahiku dengan perkataan yang kotor namun aku tidak dapat mendengar suara dari apa yang diucapkannya, yang ku yakin dia amat marah.
Segera aku berlari menuju kamar erik dengan nafas terengah-engah, langsung menutup sekujur tubuhku dengan selimut dan tidak berani membukanya apalagi melirik ke pintu kamar. Dalam hatiku membaca ayat-ayat yang kuhafal, sampai akhirnya aku tidur juga.
Keesokannya aku ceritakan semuanya kepada Eric, lalu dia terheran dan merasa tidak percaya padahal aku sudah setengah mati ketakutan. Lalu kutanyakan lagi tentang lukisan misterius itu, dan katanya dulu lukisan itu pernah dibuang bahkan dibakar oleh kakeknya, namun sehari kemudian lukisan itu datang lagi ke rumah dan bahkan berada di posisi yang sama. Dulu rumahnya pun pernah disatroni rampok, namun anehnya sang rampok malah mondar-mandir di ruang tengah, di tempat lukisan itu berada sampai pagi. Dan soal lukisan itu marah padaku, katanya mungkin aku tidak sopan merokok, bertelanjang dada dan menerawang seisi rumah tengah malam. Apalagi waktu aku ke WC kencingku tidak disiram… :D karena sumurnya kering.
Setelah kejadian itu aku semakin percaya bahwa keberadaan makhluk ghaib itu ADA.
No comments:
Post a Comment